MENELADANI DAKWAH RASULULLAH DI MEKAH
Mukaddimah
Nabi Muhammad saw. diutus oleh
Allah swt. Untuk seluruh umat manusia untuk mengajak mereka menyembah Allah
semata dan tidak menyekutukan-Nya. Tugas Nabi tersebut bukanlah tugas yang
ringan dan terbebas dari tantangan dan halangan. Apa yang diserukan Rasulullah
untuk menjalankan agama tauhid bertentangan dengan apa yang telah menjadi
kebiasaan bangsa Arab saat itu yang menyembah berhala. Oleh karena itu,
perlawanan yang keras kepada dakwah nabi mereka lakukan baik berupa ancaman,
hinaan, maupun siksaan. Namun atas kesabaran dan keyakinan beliau, akhirnya
kota Mekah dapat ditaklukkan dan dapat menjadi tempat dimulainya syiar Islam ke
seluruh penjuru dunia.
Apa yang telah diperjuangkan Nabi haruslah kita
teladani dan lanjutkan agar dunia ini mendapatkan rahmat Allah dan rida-Nya.
Nah, bagaimana dakwah Nabi di Mekah, marilah kita ikuti kajian berikut ini.
Kajian utama Agama Islam
A.
Dakwah Rasulullah saw Periode
Mekah
1. Sejarah Dakwah Rasulullah saw. Periode Mekah
Menjelang usia 40 tahun, Muhammad saw. sering berkhalwat
(mengasingkan diri) di Gua Hira untuk
memohon petunjuk kepada Allah mengenai cara memperbaiki keadaan bangsa Arab
yang pada saat itu diambang kehancuran.
Ketika beliau berkhalwat lebih dari satu bulan lamanya, tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 610 M
datanglah Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama, yaitu Surat Al
'Alaq ayat 1- 5, yang berbunyi:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ
عَلَقٍ ﴿٢﴾
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾
عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
"Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. " (QS. Al 'Alaq, 96 : 1 - 5)
Wahyu pertama yang diterima
Muhammad saw menjadi penobatan beliau sebagai nabi. Setelah turun wahyu
tersebut, Rasulullah saw. merasa kebigungan tentang apa yang harus dilakukan.
Kurang lebih dua setengah tahun beliau menunggu, akhirnya wahyu yang kedua
mulai diterimanya, yaitu Surat Al Muddatstsir ayat 1 - 7, yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ﴿١﴾ قُمْ فَأَنذِرْ ﴿٢﴾ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ ﴿٣﴾ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ ﴿٤﴾ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ ﴿٥﴾ وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ ﴿٦﴾ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ ﴿٧﴾
"Wahai orang yang
(berselimut) bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu! Dan
bersihkanlah pakaianmu! Dan tinggalkanlah perbuatan dosa! Dan janganlah kamu
(Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan
karena Tuhanmu bersabarlah!" (QS.
Al Muddatsir, 74 : l-7)
Setelah turun wahyu kedua inilah
Muhammad diangkat menjadi Rasul untuk seluruh manusia. Selama tiga tahun pertama, Nabi Muhammad saw hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman
dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran
Muhammad adalah para anggota keluarganya, tetapi tidak semua orang terdekatnya
mau menerima dakwah ini. Sebagai contoh Abu Thalib yang tidak
meyakini ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw . Begitu pula dengan salah satu pamannya yang bernama Abu Lahab, bahkan menjadi penentang keras dakwah Muhammad.
Berkat keyakinan dan doa Rasulullah, usaha keras
untuk berdakwah di Mekah sebagai kota kelahirannya sedikti demi sedikit mulai
mendapat perhatian masyarakat Arab dan beberapa orang memeluk Islam. Orang pertama yang menyambut dakwahnya adalah Khadijah, istrinya. Dialah yang pertama kali masuk Islam.
Menyusul setelah itu adalah Ali
bin Abi Thalib, saudara sepupunya yang kala itu baru berumur 10 tahun, sehingga
Ali menjadi lelaki pertama yang masuk Islam.Kemudian Abu Bakar. Baru kemudian diikuti oleh Zaid bin Haritsah, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya, dan Ummu Aiman, pengasuh Nabi Muhammad saw sejak ibunya masih hidup. Abu
Bakar sendiri kemudian berhasil mengislamkan beberapa orang teman dekatnya,
seperti,Utsman bin Affan, Zubair
bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka yang
beriman kepada rasulullah kemudian diberi gelar Assabiqunal awwalun yang
artinya orang-orang yang terdahulu dan pertama masuk Islam.
Beberapa peristiwa bersejarah dalam dakwah
Rasulullah di Mekah yaitu:
1)
Hamzah dan Umar bin Khaatb masuk Islam
Masuknya Hamzah dan
Umar bin Khattan kedalam golongan Islam memberikan energi baru dalam perjuangan
dakwah Islam. Hamzah memberikan dukungan yang sangat berarti bagi umat Islam
saat itu yang masih berjumlah sedikit dan hidup dalam ancaman dan tekanan kaum kafir
Quraisy. Dia tidak segan-segan untuk menghadapi musuh-musuh Rasulullah dan
membelanya dengan gagah berani. Demikian pula Umar bin Khattab yang sebelumnya
menentang Nabi dan pera pengikutnya kemudian mengikuti jejak Hamzah masuk
Islam. Awal mulanya ia merasa kesepian karena kerabat dan saudaranya banyak
yang masuk Islam dan mengikuti hijrah Rasul ke Abisinia. Ketika dia mengetahui
nabi Muhammad sedang mengadakan pertemuan di sebuah rumah di Safa bersama
Hamzah, Ali, dan Abu Bakar, ia pun menyusul ke sana dengan niat membunuh
Muhammad. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah dan
berkata kepadanya: “Umar, kamu menipu dirimu sendiri. Apakah kamu mengira
keluarga Manaf akan membiarkanmu begitu saja setelah kamu membunuh Muhammad?
Lebih baik kamu urus keluargamu sendiri!” Kemudian, Umar buru-buru pulang dan
ingin menemui Fatimah dan suaminya Said bin Zaid. Tanpa diketahui oleh Umar,
saudaranya beserta suaminya telah memeluk Islam. Sampai di depan rumah, ia
mendengar suara orang membaca Al Qur’an. Mengetahui Umar datang, Fatimah
buru-buru menyembunyikan ayat yang dibaca. Umar lalu bertanya. Aku tadi
mendengar ada orang membaca sesuatu. Mana bacaan itu? Apakah kamu telah menjadi
pengikut Muhammad? Umar lalu memukul Said sementara Fatimah ingin menghalangi
pukulan itu sehingga ia pun terkena
pukulan Umar. Said menjawab. Ya, kami sudah masuk Islam. Sekarang lakukan apa
saja sekehendakmu! Umar kemudian mengambil ayat yang dibaca Fatimah. Setelah
membaca ayat tersebut, hati umar bergetar dan dengan tergesa-gesa pergi menuju
tempat dimana Rasulullah berada. Setelah sampai, ia meminta ijin bertemu nabi
dan menyatakan diri masuk Islam.
2)
Hijrah ke Abisinia
Untuk menghindari
penyiksaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy, nabi menyarankan kepada para
sahabat untuk berhijrah ke Abisinia (Habsyi). Para sahabat melakukan dua kali
hijrah ke Abisinia. Hijrah pertama diikuti oleh 15 orang; sebelas orang
laki-laki dan empat orang perempuan. Sesampai di Abisinia, mereka mendapat
perlindungan dari Raja Najasyi. Ketika keadaan di Mekah aman, mereka pun
kembali ke Mekah. Namun siksaan dan tekanan kembali mereka dapatkan. Akhirnya
para sahabat melakukan hijrah kembali ke Abisinia yaitu pada tahun ke-5 dari
kenabian. Hijrah kedua ini diikuti oleh 80 orang laki-laki yang dipimpin oleh
Ja’far bin Abi Thalib.
3)
Kaum Quraisy memboikot kaum muslimin
Setelah berbagai cara
dilakukan untuk menghentikan dakwah islam, kaum Quraisy sepakat untuk memboikot
kaum muslimin. Mereka memutuskan segala bentuk hubungan perkawinan dan
perdagangandengan bani Hasyim. Persetujuan pemboikotan ini dibuat bersama dan
digantungkan di Ka’bah. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-7 kenabian dan
berlangsung selama 3 tahun. Pemboikotan ini mengakibatkan kelaparan dan
kemiskinan kaum muslimin.
4)
Perjanjian Aqabah
Kerasnya perlawanan
dari Kaum Quraisy terhadap ajakan nabi untuk masuk Islam mendorong Nabi untuk
mencari alternatif sasaran dakwah. Beliau kemudian melancarkan dakwah kepada
kabilah-kabilah Arab selain Quraisy. Nabi menemui mereka pada saat musim haji.
Nabi juga menemui kepala suku di Taif yang bernama Sakif di untuk mengenalkan
Islam. Namun kedatangan Nabi ke sana
ditolak dan bahkan menghasut kaumnya untuk mencaci dan mengusir nabi. Nabi
tidak menghentikan usahanya berdakwah. Beliau mendatangi bani Kindah, bani
Kalb, bani Hanifah, dan bani Amir bin Sa’sa’ah. Usaha tersebut masih gagal.
Setelah dakwah di Mekah ditolak oleh sebagian besar pemimpin kabilah di Mekah,
nabi akhirnya mendapat kabar dari Yasrib bahwa di sana terdapat familinya dari
bani Najjar yang merupakan keluarga kakeknya, Abdul Mutholib dari pihak ibu.
Karena itu beliau memiliki harapan besar untuk berdakwah di sana dan
mendapatkan sambutan yang baik.
Yasrib dihuni oleh
kaum yahudi dan Arab dari suku Aus dan Khazraj. Suku Aus dan Khazraj mengenal
agama samawi dari kaum Yahudi. Inilah salah satu sebab yang menjadikan mereka
dapat menerima ajaran Islam. Suku Kharaj memiliki kebiasaan untuk datanng ke
Mekah pada Musim haji. Kesempatan tersebut digunakan oleh Nabi untuk mengajak
mereka memeluk Islam. Mereka pun menyambut dengan baik dan berkata: “Sungguh
inilah Nabi yang pernah dijanjikan oleh kaum Yahudi, dan janngan biarkan mereka
mendahului kita.” Setelah mereka kembali ke Yasrib, mereka menyebarkan berita
kenabian Muhammad. Masyarakat Yasrib senang menerimanya dan pada musim haji
berikutnya, datanglah 12 orang penduduk yasrib menemui Nabi Muhammad di Aqabah.
Mereka berikrar kepada Nabi Muhammad saw. Untuk tidak menyekutukan Allah, tidak
mencuri, tidak berzina, tidak membunuh, tidak mengumpat dan menfitnah. Siapa
yang mematuhi ini akan mendapat pahala surga, dan siapa yang melanggar akan
diserahkan keputusannya kepada Allah. Ikrar ini disebut perjanjian aqabah.
5)
Hijrah ke Madinah
Nabi Muhammad dengan ditemani Abu bakar berhijrah ke
Yasrib (Madinah). Sesampai di Quba Nabi beristirahat beberapa hari dan
membangun masjid di sana. Inilah masjid pertama yang dikenal dengan masjid
Quba. Ketika Nabi memasuki kota Yasrib, beliau disambut dengan hangnat oleh
penduduk di sana. Sejak itu Yasrib berganti nama menjadi Madinatunnabi (kotanya
nabi) atau Madinah Al Munawwarah yang artinya kota yang bercahaya. Hal ini
karena Islam memancar ke seluruh penjuru dunia.
2. Profil Dakwah Rasulullah SAW. pada Periode
Makkah
Kesuksesan dakwah Rasulullah
SAW. periode Makkah itu, tidak terlepas dari profil dan karakter dakwah beliau
yang sangat simpatik dan mengagumkan. Di antara profil dakwah Rasulullah
periode Mekah yang paling menonjol yaitu:
a. Berdakwah dengan Sikap Lemah Lembut
Rasulullah saw. menyadari bahwa suku bangsanya (bangsa Quraisy)
tergolong berwatak keras dan suka menumpahkan darah. Oleh sebab itu, jika
dakwah Islam disampaikan dengan sikap perilaku yang keras, maka agama Islam tidak
akan diterima oleh mereka sekalipun oleh kaum budak belian atau hamba sahaya.
b. Berdakwah dengan Sikap Perilaku Jujur dan
Amanah
Sejak kecil, Rasulullah SAW. dikenal orang yang paling jujur
dan amanah. Seumur hidupnya tidak pernah berdusta dan tidak pernah berkhianat.
Ucapannya senantiasa menujukkan kejujuran dan sikap perilakunya dapat
dipercaya. Berkat sikap perilaku jujurnya itulah banyak orang simpati dan
percaya terhadap pembicaraannya.
d. Berdakwah dengan Sikap Sabar dan Tawakal
Sebenarnya, tidak kepalang beratnya penderitaan yang ditanggung
Rasulullah SAW. ketika berdakwah di Makkah. Namun, beliau tidak pernah menyerah
apalagi membalas perbuatan keji musuh-musuhnya. Sebaliknya, beliau tetap
bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT. seraya mendoakan kaumnya itu agar
mendapat petunjuk Allah SWT.
e. Berdakwah dengan Sikap Tasamuh (Toleran)
Menyadari bahwa agama yang disampaikannya tergolong agama baru,
maka Rasulullah saw. senantiasa menunjukkan sikap toleran terhadap pemeluk
agama lain. Agama Islam disebarkan tidak dengan paksaan, melainkan dengan jalan
sukarela dan sikap saling menghormati dan menghargai.
B. SUBTANSI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW
PERIODE MEKAH
Selama lebih kurang 12 tahun, Rasulullah saw. berdakwah di Makkah untuk
mengajak kaumnya menyembah Allah (ajaran tauhid) dan meninggalkan berhala. Mereka sebenarnya sudah memiliki kepercayaan
adanya Tuhan dan mengenal agama tauhid yang dibawa oleh agama-agama sebelumnya
namun meeka juga menyembah berhala seperti Latta, Uzza, Hubal, dan Manat.
Mereka percaya berhala-berhala tersebut dapat mendekatkan diri mereka kepada
Tuhan.
Keyakinan
masyarakat Mekah yang mendua itulah yang disebut syirik (menyekutukan Allah). Rasulullah
saw. Menyeru mereka untuk kembali kepada aqidah tauhid yang meng-Esakan Allah,
menyembah kepada Allah, dan meminta pertolongan serta memanjatkan doa hanya
kepada Allah.
Untuk
melaksanakan tugas yang berat tersebut, Strategi yang dilakukan Rasulullah
yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi kemudian dakwah secara terang-terangan.
a. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi
Rasulullah saw mengenalkan Islam pada awal mulanya kepada orang
yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarga, dan sahabat karib. Mereka
yang mengikuti ajaran Islam dikenal dengan sebutan assabiqunal awwalun. Selama tiga tahun dakwah dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk
sekelompok orang-orang mukmin yang saling menguatkan hubungan persaudaraan dan
saling membantu. Penyampaian dakwah terus dilakukan hingga turun wahyu yang
mengharuskan Rasulullah menampakkan dakwah kepada kaumnya, menyeru dengan suara
lantang bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Rasulullah menyeru kepada kaumnya agar
meninggalkan berhala-berhala sesembahan mereka.
b. Dakwah secara Terang-terangan
Rasulullah saw. melakukan dakwah secara terang-terangan setelah
menerima wahyu dari Allah yang memerintahkan demikian, yaitu QS Al Hijr: 94
berikut.
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ
وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ ﴿٩٤﴾
"Maka
sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. "(QS. Al Hijr, 15 : 94)
Begitu juga firman Allah SWT. Surat Al Maidah ayat 67 berikut
ini.
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ
وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ﴿٦٧﴾
"Wahai Rasul, sampaikanlah
apa yang diturunkan Tuhanmu. Jika tidak engkau kerjakan (apa yang diperintahkan
itu), berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau
dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah memberi petunjuk kepada orang-orang
kafir. " (QS. Al Maidah, 5 :
67)
Dengan turunnya
kedua ayat di atas, Rasulullah saw. semakin gigih berdakwah di depan para
pemimpin suku di Mekah. Rasulullah mengundang seluruh penduduk kota Mekah di
bukit Shafa, kemudian beliau menyampaikan dakwahnya di atas bukit itu, seraya
berkata. "Apakah kalian percaya, jika saya katakan di balik bukit ini
terdapat pasukan kuda yang akan menyerang kita? Dengan serentak mereka
menjawab: Ya,kami percaya dan tidak meragukan sama sekali, sebab selama ini
kami tidak pernah melihat engkau berdusta." Kemudian, Rasulullah saw.
mengatakan: "Selamatkan diri kalian dari api neraka, sesungguhnya aku
memberi peringatan kepada kalian tentang siksaan Allah yang amat pedih,
mengajak kalian untuk menyembah Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian yang
menciptakan alam semesta dan yang kamu sembah. Jadi, tinggalkanlah Latta, Uzza,
dan Manat serta berhala-berhala sesembahan kalian."
Mendengar
dakwah Rasulullah, reaksi masyarakat Mekah bermacam-macam. Ada yang merasa
senang dan segera menyatakan diri masuk Islam, ada yang acuh tak acuh, dan ada
yang merasa tersinggung dan marah, seperti Abu Lahab dan isterinya yang
diabadikan di dalam surah Al Lahab.
Prof. Dr. A. Shalaby dalam
bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum
Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
a. Kaum kafir Quraisy, terutama para bangSAWannya sangat keberatan
dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan
tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan
perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
b. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tentang adanya
kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena
mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka.
d. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan
dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy
untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah saw antara lain:
a. Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin
Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah,
disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas
perikemanusiaan.
b. Kaum kafir Quraisy mengusulkan kepada Nabi Muhammad SAW agar
permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy
menganut Islam dan melaksanakan ajarannya, tetapi di saat yang lain umat Islam
menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Menghadapi usaha kaum kafir tersebut, Rasulullah dan kaum muslimin menolak
dengan menjawab : “ Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku “.
C. PENERAPAN SIKAP DAN PERILAKU
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MEKAH
Sikap dan perilaku yang mencerminkan dakwah
Rasulullah SAW antara lain:
1.
Mengimani Muhammad saw sebagai nabi dan Rasul terakhir
2.
Melaksanakan
sunnah Rasul
3.
Memelihara silaturahmi dengan sesama manusia.
4.
Mempelajari dan memahami Al Quran dan Al Hadis
5.
Senantiasa berjihad dijalan Allah sesuai dengan kemampuan.
6.
Memakmurkan dan mensyiarkan tempat ibadah (masjid) dan majlis
ta’lim.
7.
Melakukan dakwah dengan hikmah dan mauizah hasanah
Refleksi
Rasulullah
saw. melakukan dakwah Islam kepada umat manusia dengan pengorbanan jiwa dan
harta sehingga Islam dapat menyebar luas di seluruh penjuru dunia bahkan di
Indoneisa. Islam adalah agama yang suci dan terhormat. Di awal perkembangannya,
para pengikut Rasulullah dikenal kejujuran dan amanahnya. Menurut pengamatan
anda, bagaimanakah umat islam saat ini, masihkah mereka memegang amanah dan
kejujuran?
Mauizah
Tidak ada komentar :
Posting Komentar