SELAMAT DATANG DI SMAN 6 YOGYAKARTA SEKOLAH BERBASIS RISET

Rabu, 27 Agustus 2014

MOTIVASI ISLAM

New Picture (10) Motivasi Islami
Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya

Keberanian untuk mengatakan tak tahu untuk yang tak diketahuinya jauh akan lebih menenangkan dan dihormati daripada selalu ingin kelihatan serba tahu atau sok tahu

Konflik biasanya terjadi karena saya benar dan kamu salah, berilah kesempatan hati mengatakan kita benar dan diapun boleh jadi benar,Insya Allah akan mudah cari solusi.

Berteman dengan orang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya adalah lebih baik bagi kalian, daripada berteman dengan orang alim tapi selalu suka terhadap hawa nafsunya.(Ibnu Attailllah as Sakandari)

Orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan 3 hal, yaitu : KEPERCAYAN, CINTA dan RASA HORMAT (Sayidina Ali bin Abi Thalib)

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Sayidina Ali bin Abi Thalib) Kata kata Mutiara Islam

Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan pula adalah sebuah akhlaq ular, dan kalau kebajikan dibalas dengan kejahatan itulah akhlaq buaya, lalu bila kebajikan dibalas dengan kebajkan adalah akhlaq anjing, tetapi kalau kejahatan dibalas dengan kebajikan itulah akhlaq manusia.(Nasirin) Kata kata Mutiara Islam

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.(Sayidina Ali bin Abi Thalib) Kata kata Mutiara Islam

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.(Umar bin Khattab)

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. (Imam An Nawawi) Kata kata Mutiara Islam

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Umar bin Kattab) Kata kata Mutiara Islam

Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari.(Bediuzzaman Said Nursi) Kata kata Mutiara Islam

Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa.(Bediuzzaman Said Nursi) Kata kata Mutiara Islam

Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg.(Bediuzzaman Said Nursi)

Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.(Bediuzzaman Said Nur)

Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian (taqdir) dari Allah dengan senang hati.(Ali bin Husein)

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup.(Bediuzzaman Said Nur)

Pangkal dai semua kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah.(Abu Sualeman Addarani) Kata kata Mutiara Islam.

Orang yang paling mulia diantara manusia adalah orang yang paling banyak mengingat mati dan paling siap menghadapinya dengan bekal amal shalih.

Tengoklah kembali perjalanan Kita saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.

Potensial pilihan Kita begitu melimpah, keputusan Kita dapat saja merubah hidup Kita secara dramatis dalam waktu singkat. Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.

Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas. Sukses yang sudah Kita alami di masa lalu akan membantu untuk memotivasi Kita di masa yang akan datang.

Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.

Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kita.

Jangan sampai kita terlena kata mutiara untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal. Jadi perkayalah diri Kita baik dengan materi maupun dengan ruhani, dan bagikan kekayaan tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar Kita, terutama yang lebih membutuhkan.

Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Kita terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Kita anut.

Seperti perkelahian orang yang kecil dengan orang yang besar, jika mengadu tenaga atau kekuatan tentu saja si kecil akan kalah, tetapi dengan kecerdikan, si besar bisa dikalahkan.

Kita hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting Kita konsisten menjalankannya. Dua hal yang perlu Kita ketahui sebelum memulai bisnis, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri Kita dengan sikap dan keterampilan yang memadai. Tetapi yakinlah bahwa Kita bisa.

Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan. Putuskan apa yang Kita inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka Kita akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya.

Kunci pengelolaan waktu yang efektif: mengeset prioritas dan konsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu. Untuk mencapai puncak, Kita harus melalui anak tangga dan terus menerus naik, maka Kita akan mencapai puncak yang Kita inginkan.

Jika sukses merupakan akibat, tentu saja ada sebabnya. Jadi langkah pertama jika Kita ingin sukses ialah dengan mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses.

Apa yang membedakan Kita dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena Kita tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan.

Segala sesuatu yang kita kejar selalu menuntut bayaran. Hal yang paling umum yang diperlukan saat mengejar cita-cita ialah mengganggu zona nyaman.

Suatu saat mungkin Kita merasa dunia ini bau terasi, kemana pun Kita pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum Kita memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri Kita mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian Kita.

Menghilangkan sifat dengki pada diri kita akan membantu kita menuju kesuksesan baik dunia maupun akhirat. Dengan disiplin bukan saja kita tidak mendapatkan sangsi, tetapi dengan disiplin kita akan meraih sukses, terhindar (insya Allah) dari kecelakaan, dan disiplin juga adalah ibadah.

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. (Ali bin Abi Thalib)

Belajarlah membaca tanda-tanda kebesarann-Nya, dengan tidak selalu berburuk sangka atas apapun yang ada. Karena apapun yang tampak dan ada itu adalah Firman-Nya yang tersirat. (Iman Zenit).

kemerdekaan adlh hak asasi yg manusiawi paling hakiki di antara individu. krn agama adlh Dogma yg bersaing antara Tuhan-Tuhan yg di perAgamakan.(Iman Zenit).

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain walau terkadang qt sllu mrasa di rugikan, jangan berhenti,sebelum Allah benar-benar memberhentikan langkah dan hidup qt. Jangan gampang menyerah selagi msih bs brnafas dan msh kuat berdiri.(Iman Zenit).

Jangan berburuk sangka atas Semua yang terjadi, pahit/manis. karena Allah punya cara trSendiri ngasih jalan. Semuanya tak ada yg kebetulan, semua yg terjadi pahit / manis itu adalah Firman-NYA yg tak tertulis. Semangatt..!!! (Iman Zenit).

Kenalilah diri sejauh mana kamu mengenalinya, Sampai mengenal siapa yang mennciptakanmu? Itulah arti hidup yang sesungguhnya! (Iman Zenit).

Allah maha Rahman dan Rahim, dan itu di antarakan lewat proses, jalani saja apapun yang ada.(Iman Zenit).

Hidup adalah reflexy dari prilaku kita, jadi apapun yang kita lakukan pada orang lain akan terjadi juga pada kita. karena itu berbuat baiklah mumpung kita masih di beri waktu.(Iman Zenit).

Tuhan punya cara lain ngasih jalan, jadi jalani saja yang ada. Semangat!(Iman Zenit).

Jangan meminta Tuhan untuk selalu membimbing langkah kita, kalo kita sendiri belum siap untuk melangkah.(Iman Zenit).

Yang penting bagi pimpinan bukan memaksa anggotanya menaati kepada perintahnya, tapi membuat paham apa yang terbaik yang harus dilakukannya dengan penuh kesadaran.

Sikap emosional merupakan ciri belum terampil mengendalikan diri. Bagaimana mungkin dapat mengendalikan orang lain dengan baik, bila diri sendiri kurang terkendali.

Komentar spontan kita mungkin hanya satu patah kata, tapi bisa melukai hati dan menimbulkan kebencian mendalam, oleh karena itu waspadalah walau hanya sepatah kata.

Hati manusia berubah-ubah, sekarang marah mungkin besok lusa sudah reda bahkan mungkin lebih sayang kepada kita, oleh karena itu jangan mendendam atau benci ber-kepanjangan.

Akan ada saat hati menjadi sedih dan gelisah. Jangan biarkan larut dan mencuri hidup kita, bangkitlah, sibuklah, bergaulah dengan orang yang manfaat dan banyaklah berzikir.

Berani hidup harus berani menghadapi masalah, jangan takut dan jangan gentar, hadapi dengan benar dan tawakal, karena setiap masalah sudah diukur Allah sesuai kemampuan kita.

Kita tak memiliki apapun dan tak dimiliki siapapun selain milik Allah. Hidup di dunia hanyalah mampir sejenak, mencari bekal untuk pulang dan menanti saat maut menjemput.

Kebiasaan melemparkan kesalahan dan tanggungjawab kepada orang lain, selain akan menambah masalah, juga akan menjatuhkan kredibilitas, dan menghilangkan kepercayaan.

Siapapun yang merindukan sukses, maka harus bertanya pada dirinya seberapa jauh dan sungguh-sungguh untuk berjuang, karena tiada kesuksesan tanpa perjuangan.

Air yang lembut bisa mempersatukan bahan besi, semen, kerikil, pasir sehingga menjadi beton yang kokoh. Memang kelembutan hatilah yang akan bisa mempersatukan.

Jangan takut menjadi tua, karena pasti menua. Tapi takutlah tak menjadi dewasa, karena kedewasaan sikaplah yang menjadi jalan kebahagiaan dan kemuliaan.

Tak perlu menjawab penghinaan dengan penghinaan lagi, cukup jawablah dengan evaluasi diri, gigih memperbaiki diri, dan beri bukti yang tak terpungkiri.

Orang yang sedikit pengetahuan, wawasan dan pengalaman, seperti yang terbelenggu dan dipenjara oleh keterbatasannya, hidup tak akan leluasa dan sulit untuk berbahagia.

Tak jujur adalah penjara, yang membuat diri dicekam takut terbongkar, mudah untuk berdusta, nikmat apapun tak akan ternikmati, maka jujur adalah hidup merdeka.

Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena hal itu bisa membersihkan dosa dan menyebabkan kamu zuhud atau tidak cinta kepada dunia.(Rasulullah)

Semakin ingin menunjukan diri kita agar diakui, dihormati, maka semakin tertekan, tegang dan melelahkan bathin, dan biasanya makin tak disukai.

Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah semuanya pada Allah, lalu penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintahNya, dan larikanlah dirimu dari laranganNya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu, setelah itu keluar, untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bgaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga.(Syekh Abdul Qodir al-Jaelani)

Berteman dengan orang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya adalah lebih baik bagi kalian, daripada berteman dengan orang alim tapi selalu suka terhadap hawa nafsunya.(Ibnu Attailllah as Sakandari)

Orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan 3 hal, yaitu : KEPERCAYAN, CINTA dan RASA HORMAT (Sayidina Ali bin Abi Thalib)

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Sayidina Ali bin Abi Thalib)

Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan pula adalah sebuah akhlaq ular, dan kalau kebajikan dibalas dengan kejahatan itulah akhlaq buaya, lalu bila kebajikan dibalas dengan kebajkan adalah akhlaq anjing, tetapi kalau kejahatan dibalas dengan kebajikan itulah akhlaq manusia.(Nasirin)

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.(Sayidina Ali bin Abi Thalib)

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. (Ibnu Mas’ud)

Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu. (Ali bin Abi Thalib)

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. (Imam An Nawawi)

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Umar bin Kattab)

Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari.(Bediuzzaman Said Nursi)
Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa.(Bediuzzaman Said Nursi)

Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg.(Bediuzzaman Said Nursi)
Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.(Bediuzzaman Said Nur)

Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian (taqdir) dari Allah dengan senang hati.(Ali bin Husein)

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup.(Bediuzzaman Said Nur)

Pangkal dai semua kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah.(Abu Sualeman Addarani)

Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaan pun disisi Allah.(Adh-Dhahhak)

Hati yang bersih akan peka terhadap ilmu, apapun yang dilihat, didengar, dirasakan jadi samudera ilmu yang membuatnya kian bijak, arif dan tepat dalam menyikapi hidup ini

Mustahil semua orang akan menyukai kita — walau kita berbuat baik semaksimal mungkin. Tak usah aneh dan kecewa, terus saja berbuat yang terbaik, karena itulah yang kembali kepada kita.

-Khalifah Ali bin Abi Talib-
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.

-Khalifah Ali bin Abi Talib-
Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.

-Khalifah Ali bin Abi Talib-
Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai bila-bilapun dia tidak akan menjadi orang yang berani.

-Khalifah Ali bin Abi Talib-
Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.

–Khalifah Ali bin Abi Thalib-
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.

–Khalifah Ali bin Abi Thalib-
Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari.

–Khalifah Ali bin Abi Thalib-
Perkataan sahabat yg jujur lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi darinenek moyang.

–Khalifah Ali bin Abi Thalib-
Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari

–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

ABU BAKAR :

1. Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub kerana suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu.
2. Semoga aku menjadi pohon yang ditebang kemudian digunakan.
3. Dia berkata kepada para sahabat,”Sesungguhnya aku telah mengatur urusan kamu, tetapi aku bukanlah org yg paling baik di kalangan kamu maka berilah pertolongan kepadaku. Kalau aku bertindak lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng maka betulkan aku!”

UMAR BIN KHATTAB :

1. Jika tidak karena takut dihisab, sesungguhnya aku akan perintahkan membawa seekor kambing, kemudian dipanggang untuk kami di depan pembakar roti.
2. Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.
3. Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad SAW di atas tanganku. Wahai Tuhanku, umurku telah lanjut dan kekuatanku telah lemah. Maka genggamkan (matikan) aku untukMu bukan untuk manusia.

SAYIDINA ALI KARAMALLAHU WAJHAH :

1. Cukuplah bila aku merasa mulia karena Engkau sebagai Tuhan bagiku dan cukuplah bila aku bangga bahawa aku menjadi hamba bagiMu. Engkau bagiku sebagaimana yang aku cintai, maka berilah aku taufik
sebagaimana yang Engkau cintai.
2. Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima?
3. Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya.
4. Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya.

UMAR BIN AZIZ :

1. Orang yang bertakwa itu dikekang.
2. Sesungguhnya syubhat itu pada yang halal.
3. Kemaafan yang utama itu adalah ketika berkuasa.

SUFFIAN AS THAURI :
1. Tidak ada ketaatan bagi kedua ibu-bapa pada perkara syubhat.
2. Sesungguhnya seorang lelaki itu berharta bila dia zuhud di dunia, dan sesungguhnya seorang itu adalah fakir bila dia gemar pada dunia.
3. Menuntut ilmu lebih utama daripada solat sunat.”
Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus meski hanya sedikit. (Muhammad SAW)

Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun, asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang telah kuberikan itu. (Imam Syafi’i)

Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur. (Lukman Hakim).

Apabila secara kebetulan kamu menjadi orang yang dekat dengan penguasa, maka berhati-hatilah kamu seolah-olah kamu sedang berdiri di atas pedang yang tajam sekali. (Imam Ghozali)

Aku tak suka memakai baju baru, hal itu kulakukan karena aku takut timbul iri hati tetangga-tetanggaku. (Abu Ayub as-Sakhtayani).

Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehinga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala kelemahan dan kehinaanku. (Ali BinAbu Thalib).

Andaikata seseorang mau memikirkan kebesaran Allah, maka ia takkan sampai hati untuk melakukan perbuatan perbuatan dosa. (Bisyir)

Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun. (Fudlail bin Iyadl).

Dalam shalatku selama 40 tahun, aku tak pernah lupa mendo’akan guruku yang bernama Imam Syafi’i. Itu kulakukan karena aku memperolah ilmu dari Allah lewat beliau. (Yahya bin Said al-Qathan).

Orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amalnya akan sia-sia belaka, karena tidak diterima oleh Allah. (Ibnu Ruslan).

Fikiran merupakan sumber dari ilmu, sedang ilmu itu sendiri merupakan sumber amal. (Wahb).
Orang yang mengerti ilmu fikih berarti ia bisa makrifat kepada Allah dengan ilmunya menyebabkan ia kenal kepada-Nya. Bahkan dengan ilmunya ia bisa mengajar orang lain sampai pandai. (Syeikh Izzuddin bin Abdussalam).

Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari.(Imam Ghozali).

Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah. (Abul Hasan as-Sadzili).

Wahai Sayyidina Ali! Ketahuilah olehmu bahwa ada dua golongan yang celaka di hadapanmu. Pertama yaitu yang terlalu cinta kepadamu. Dan kedua yang terlalu benci kepadamu. (Nabi MUHAMMAD SAW).

Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan. (Abdullah bin Abbas).

Berfikir sesaat sungguh lebih mengesankan ketimbang mengerjakan shalat sepanjang malam. (Hasan Bashri).

Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut: Banyak makan makanan yang rasanya masam, sering bersedih, banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu, serta sering melakukan hubungan seksual. (Imam Ghazali).

Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama. (Abu Abdilah al- Shdiq).

Berhati-hatilah dari berteman dengan : Ulama yang bersikap tak peduli, pecinta ajaran sufi yang bodoh serta pemimpin-pemimpin yang lalai. (Sahl bin Abdullah).

Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuai dengan nafsu atau seleramu. (Lukman Hakim).

Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendakalah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang. (Syaikh Abdul Qodir Jailani).

Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama. (Umar bin Abdul Azis).

Teman yang tidak membabantu kesulitan seperti halnya musuh. Tanpa saling membantu maka hubungan teman tak akan lama. Telah kucari teman sejati dalam setiap masa, akan tetapi usahaku itu siasia belaka. (Imam Syafií).

Lihatlah orang-orang yang dibawahmu dalam usrusan harta dunia, dan jangan sekali-kali melihat yang berada di atasmu, supaya kamu tidak meremehkan karunia Allah yang diberikan kepadamu. (Nabi MUHAMMAD SAW).

Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah. (Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani).

Barang siapa senang menjadi pemimpin, maka ia tidak akan mendapat kemenagan untuk selama-lamanya. (Fudhail bin Iyadh).

Siapa yang pada hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri maka pada esok iapun akan memikirkan dirinya saja. Lebih dari itu, siapa yang pada hari ini memikirkan Allah maka besok ia akan selalu memikirkan Allah pula. (Abu Sulaiman).

Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada mencacinya. mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi. Dan memutuskan tali silaturahmi lebih baik dari pada bertengkar. (Seorang Ulama).

Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman. (Sahl Ibnu Abdullah).

Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah. (Ibnu Atha).

Jangan sekali-kali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu seperti ketika kamu menyambut temanmu dengan menampakkan wajah berseri-seri. (Nabi Muhammad SAW).

Jika seseorang mati dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang di hutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang. (Ibnu Abdusalam).

Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. (Abdu Khodir jailani).

Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. (Lukman Hakim).
Kebahagiaanku jika mati sebelum baligh lalu aku dimasukkan kedalam syurga, tidak sebahagia jika aku hidup sampai tua dalam keadaan mengenal Allah yaitu yang paling bertaqwa, rajin mengerjaklan ibadah serta menerima apa apa yang telah di berikan Allah kepadaku. (Ali bin Abu Tholib).

Jika Allah bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja, akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu? (Hasan al Banna).

Barang siapa tidak peduli terhadap nasib agama, berarti ia tidak punya agama, barang siapa yang semangatnya tidak berkobar-kobar jika agama Islam ditimpa suatu bencana, maka Islam tidak butuh kepada mereka. (Imam al-Ghazali).

Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka ilmu akan hilang dengan sendirinya. (Sufyan ats-Tsauri).
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yang paling baik. (Ibnu Athaillah as-Sakandari).

Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari. (Ibrahim bin Adham).

Jalan apa saja yang ditempuh seseorang dalam mengerjakan ibadah adalah sesaat kecuali jalan yang ditempuh oleh Muhammad SAW. Dalam pada itu, siapapun yang tidak mengikuti petunjuk kitab suci Al-Qurán dan hadits nabi, maka janganlah ia mengikuti pendapatku. Hal itu karena pendapatku berasal
dari Qurán –Hadits. (Imam al-Junaid).

Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah. (Hasanal-Bashri).

Dzikir seperti halnya jiwa dari semua amal, sedang keutamaan dan kelebihan dzikir tidak bisa dibatasi. (AL-Qusyairi).

Orang-orang yang tidak mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsunya, maka tidak akan mendapat pujian dari orang banyak. (Imam al-Ghazali).

Orang dermawan dekat kepada Allah, dekat pada rahmat-Nya, serta selamat dari siksa-Nya. Sedang orang kikir, jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya dan dekat sekali kepada siksa-Nya. (Nabi Muhammad SAW).

Barang siapa tidak meghargai nikmat, maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan ia tidak mengetahuinya. (Siriy Assaqathi).

Mengerjakan sesuatu sesuai dengan ketentuan hukum syara’ berarti menuju jalan kebahagiaan baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Dan hendaklah kamu merasa takut jika kamu berpisah dengan orang-orang yang ahli di bidang agama. (Syaikh Abdul Qadir Jailani).

Saya merasa heran kepada orang-orang yang mengerjakan shalat subuh setelah matahari terbit. Lalu bagaimana mereka diberi rezeki. (Ulama Shalaf).

Para pembuat peti jenasah mengira bahwa tidak ada yang lebih busuk melebihi mayat orang-orang yang beriman. Bahkan diterangkan oleh Allah : Perut ulama jahat sungguh lebih busuk baunya dari itu. (Al-Auzaí).

Orang yang hanya sehari-harinya hanya sibuk mencari uang untuk kesejahteraan keluarganya, maka mustahil ia mendapat ilmu pengetahuan. (Imam Syafií).

Tanda tanda orang yang celaka antara lain: Bergairah dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan haram, menjauhi nasihat (Nabi MUHAMMAD SAW).

Manisnya akhirat mustahil diraih oleh orang-orang yang suka terkenal di mata manusia. (Bisyir).

Dengan pengalaman akan bertambah ilmu pengetahuannya, dengan berdzikir menyebabkan bertambah rasa cinta dan dengan berfikir akan menambah rasa taqwa kepada Allah. (Hatim).

Aku akan mencari ilmu hanya karena Allah, dan aku tidak akan mencari jika untuk selain Allah. (Imam al-Ghazali).

Berfikir merupakan cermin untuk melihat apa-apa yang baik dan yang buruk pada dirimu. (Fudhail).

Ketahuilah bahwa satu majelis ilmu bisa menghapus dosa 70 majelis yang tidak ada gunanya. (Atha’bin Yassar).

Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan kehinaan. (Imam Syafií).

Biasakan hatimu untuk bertafakur dan biasakan matamu dengan sering menangis. (AbuSulaiman ad-Darani).

Hidup didunia hanya merupakan tempat tinggal sementara untuk melanjutkan perjalanan nan jauh menuju keabadian. (Nabi MUHAMMAD SAW)

Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu dan sekaligus mengutamakannya. (Umar bin Utsman al-Maliky).

Apabila kamu melihat seseorang sedang memanjatkan doá kepada Allah, tetapi disisi lain perbuatannya tidak sesuai dengan hukum syara’, maka jauhilah orang itu. (Abdul Qasim an-Nawwawi).

Kuakui bahwa dosaku banyak sekali. Tapi, aku sadar, sesungguhnya rahmat Allah lebih luas dan lebih besar dari dosa-dosaku. (Abu Nawas).

Jika kamu berhadapan dengan gurumu, sesungguhnya secara hakikat kamu sedang berhadapan dengan rasul. Sadar akan hal itu, maka hormatilah gurumu. (Sebagian Ulama).

Setiap kamu adalah pemimpin, yaitu : Pemimpin terhadap diri dan keluarganya, pemimpin terhadap masyarakat dan bangsanya.( Mousthafaal-Gholayaini).

Pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan umat, sedang pengkhianat yang paling keji yaitu pengkhianatan pemimpin. (Ali bin Abu Thalib).

Berteman dengan orang yang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya sungguh lebih baik bagi kamu ketimbang berteman dengan orang alim tapi suka terhadap nafsuya. (Ibnu Athaillah as-Sakandari).

Siapa takut kepada Allah, maka tidak hidup marahnya, Siapa yang bertaqwa kepada-Nya, niscaya tidak mengerjakan sesukanya. (Umar bin Khathhab).

Ya Allah! Seandainya Engkau akan mengadili kelak pada hari kiamat, maka jangan Kau adili aku di dekat (Nabi Muhammad SAW)

karena aku merasa malu jika mengaku sebagai umatnya padahal hidupku penuh dengan perbuatan dosa. (Muhammad Iqbal).

Cintai dan sayangilah para fakir miskin, maka Allah akan menyayangimu. (Nabi MUHAMMAD SAW).

Hendaklah kamu menjauhi keramaian orang banyak atau berúzlah,. Katakan demikian, karena orang banyak bisa
menyebabkan kamu berpaling dari Allah serta mendorong kamu untuk berbuat dosa. (Sayyid Bakri al-Maliki).

Yang disebut orang sufi, yaitu orang yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah. (Basyar bin al-Harits).

Tidak ada suatu kebahagiaan bagi ornag-orang muslim setelah mereka memeluk Islam, seperti kebahagiaan mereka ketika itu. (Anas r.a.).

Telah kurangkum pendapat 70 orang shiddiqin. Mereka sebagaian besar berpendapat bahwa banyak minum bisa menyebabkan banyak tidur. (Ibrahim bin Khawwas).

Aku tidak pernah melihat orang yang berakal, melainkan kutemukan dia takut kepada mati dan merasa susah dengannya. (Hasan).

Aku tidak pernah berdialog dengan seseorang dengan tujuan aku lebih senang jika ia berpendapat salah. (Imam Syafií).

Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaanpun baginya di sis Allah. (Adh-Dhahhak).

Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena hal itu bisa membersihkan dosa dan menyebabkan zuhud atau tidak cinta kepada dunia. (Nabi MUHAMMAD SAW).

Orang yang cinta kepada Allah akan minum dari gelas kecintaan dan bumi menjadi sempit baginya. Ya, dia mengenal Allah dengan penuh ma’rifat kepada-Nya, tenggelam di samudra rindu kepada-Nya dan merasa asyik bermunajat kepada-Nya. (Asy-Syubali).

Aku suka mendoákan saudara-saudaraku sebanyak 70 orang, dan nama-nama mereka kusebut satu persatu dalam panjatan doáku itu. (Abu Darba).

Setiap manusia mempunyai orang yang dicintai dan yang dibenci. Tapi bagimu, jika ada maka berkumpullah kamu dengan orang-orang yang bertaqwa. (Imam Syafií).

Orang orang terdahulu jika pergi kerumah gurunya, maka mereka senantiasa memberi sesuatu untuk minta berkah. Bahkan mereka selalu menyenandungkan doá seperti ini: wahai Allah!”Ampunilah semua kesalahan guruku terhadapku, dan jangan sekalai-kali engkau menghilangkan berkah ilmunya untukku. (Sebagaian Ulama).

Jika aku mandapat ampunan dari Allah, maka hal itu merupakan rahmat yang sangat besar dari-Nya. Tetapi, jika sebaliknya, maka aku tidak akan mampu berbuat apapun. (Abu Nawas).

Pangkal dari seluruh kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah. (Abu Sulaiman Addarani).

Orang yang ma’rifat kepada Allah, maka ia terikat dengan cintannya, hatinya bisa melihat dan amal ibadahnya selalu bertambah banyak kepada-Nya. (Dzinnun al-Mishry).

Siapa yang memenuhi hatinya dengan kewaspadaan dan keikhlasan, maka Allah akan menghiasi badannya sebagai pembela agama dan menjadikan hadits sebagai pedoman hidup.
Yang disebut dengan teguh hati adalah memegang dengan sungguh-sungguh apa-apa yang dibutuhkan oleh kamu dan membuang yang selain itu. (Aktssam bin Shaifi).

Orang yang terkaya yaitu orang yang menerima pembagian Allah dengan rasa senang. (Ali bin Husein).
Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu, karena kebahagiaan hidupmu terletak di situ. (Musthafa al-Gholayani).

Ada dua hal tidak tertandingi kejelekannya, yaitu: Berbuat syirik dan membuat rugi umat Islam. Begitu pula, terdapat dua perkara yang tidak tertandingi kebaikannya, ialah : Beriman kepada Allah, serta memberi manfaat kepada umat Islam. (Kanjeng Nabi).

Pedagang yang berhati lemah takkan pernah untung ataupun rugi. Malah ia rugi. Ya, seseorang harus menyalakan api supaya memperoleh cahaya. (Jalaludin Rumi).

Aku membaca sebagian kitab kuno, yang kandungannya ialah : Bahwasannya sebagian hal yang dipercepat siksaannya dan tak dapat ditunda adalah amanat itu dikhianati , kebaikan ditutupi, keluarga diputuskan dan meninds manusia. (Kholid ar-Robaí).

Memerintah atau mengawasi diri sendiri jauh lebih sulit dan lebih baik dari pada memerintah dan mengawasi sesuatu negeri. (Ibrahim bin Adham).

Ciri-ciri ulama akhirat antara lain: dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak berfatwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata : aku tidak tahu. (Imam al-Ghazali).

Hati-hatilah terhadap senda gurau, karena tidak sedikit bahaya yang terdapat didalamnya. Berapa banyak senda gurau anatara dua sahabat yang berakhir pada perkelahian.
Dunia adalah perniagaan, pasarnya ialah menyendiri, modalnya adalah taqwa, dan labanya adalah surga. (Aku Sulaiman ad-Darani).

Kehidupan seorang mukmin ibarat matahari, terbenam di suatu wilayah untuk terbit di wilayah lainnya.
Dia selalu bersinar dan hidup serta tak pernah terbenam selamanya. (Muhammad Iqbal).

Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. (Syeikh Abdul QadirJailani).

Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak ular. Kebajikan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak buaya. kebajikan yang dibalas dengan kebajikan adalah akhlak anjing. Kejahatan yang dibalas dengan kebajikan itulah akhlak manusia. (Nasirin).

Saya tidak bangga dengan keberhasilan yang tidak saya rencanakan sebagaimana saya tidak akan menyesal atas kegagalan yang terjadi di ujung usaha maksimal. (Harun Al Rasyid)

Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu akan berkurang jika dibelanjakan tetapi ilmu akan bertambah jika dibelanjakan. (Ali bin Abi Thalib ra)

Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan. (Ibnu Mas’ud)

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. (Imam An Nawawi)

Memohonlah kepada Allah supaya memperbaiki hati dan niatmu, karena tidak ada sesuatu yang paling berat untuk kau obati selain keduanya. Ketika hatimu sedang menghadap (Allah) maka seketika mungkin untuk berpaling, maka ketika menghadap itulah engkau harus merampasnya supaya tidak berpaling. (Uwais al Qarni/ Bahjatul Majalis, Ibnu Abdil Barr)

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya. (Malik bin Dinar/Hilyatul Auliyaa’)

Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan (dari Allah) untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi. (MI)

Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian. (Muadz bin Jabal ra)

Janganlah kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu sendiri karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. (Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandar)

Aku tahu rizkiku tidak dimakan orang lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amalan-amalanku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengan beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku,karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat. Aku tahu kematian menantiku, maka aku persiapkan bekal tuk berjumpa dengan Rabb-ku. (Hasan Al-Basri)

Kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang yang mau melakukannya, namun kebenaran adalah apa saja yang mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus salih. (Anisya LM)

Bahaya kepandaian adalah berbuat sekehendak hati. Bahaya keberanian adalah melampaui batas. Bahaya toleransi adalah menyebut-nyebut kebaikannya. Bahaya kecantikan adalah sombong. Bahaya ucapan adalah dusta. Bahaya ilmu adalah lupa. Bahaya pemurah adalah berlebih-lebihan (Tengku Abdul Wahab)

Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang terluang, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya dan jika engkau punya tugas selesaikanlah segera” (Hasan Al-Banna)

Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina : orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam yang adil.

Tiada musibah yang lebih besar daripada meremehkan dosa-odsamu dan merasa ridho dengan keadaan rohaniahmu sekarang ini.

Tiada yang lebih baik dari dua kebaikan : Beriman pada Allah dan bermanfaat bagi manusia. Tiada yang lebih buruk dari dua kejahatan : Syirik pada Allah dan merugikan manusia.

Manusia Paling baik adalah orang yang dermawan dan bersyukur dalam kelapangan, yang mendahulukan orang lain, bersabar dalam kesulitan.

Tiga tanda kesempurnaan iman : Kalau marah, marahnya tidak keluar dari kebenaran. Kalau senang, senangnya tidak membawanya pada kebatilan. Ketika mampu membalas, ia memaafkan.

Dengannya Allah kuburkan kedengkian, Dengannya Allah padamkan permusuhan; Melaluinya diikat persaudaraan; Yang hina dimulyakan. Yang tinggi direndahkan.

Jika orang dapat empat hal, ia dapat kebaikan dunia akhirat: Hati yang bersyukur, lidah yang berzikir, badan yang tabah pada cobaan, dan pasangan yang setia menjaga dirinya dan hartanya.

Nabi ditanya bermanfaatkah kebajikan setelah dosa? Ia menjawab: Taubat membersihkan dosa, kebaikan menghapuskan keburukan

(Dari berbagai sumber)

Imam Nawawi

Di kalangan pengikut madzhab Syafi’i, ia dikenal salah satu guru besar madzhab Syafi’i. Di zamannya beliau diberi gelar “Ra’is al-Madzhab al-Syafi’i” New Picture (12) (Pemimpin Madzhab Syafi’i). Salah satu yang menjadi kelebihannya adalah, ia seorang imam dalam ilmu hadis, sehingga mendapat gelar al-hafidz, sekaligus seorang mufti yang dikagumi. Untuk urusan belajar, Imam Nawawi adalah disebut-sebut memiliki semangat sangat tinggi. Ia tidak pernah puas belajar hanya satu bidang ilmu. Ia dikenal mampu menggabungkan fikih dan hadis.

Ilmu fikihnya memiliki basis yang kuat dari hadis. Sebab, beliau ulama ahli hadis sekaligus seorang mufti. Ia mensyarah kitab Shahih Muslim, Syarh Shahih al-Muslim. Di bidang fikih ia terkenal karena menulis kitab fikih monumental, al-Majmu’, syarah kitab al-Muhadzdzab, yang menjadi kitab induk di kalangan madzhab Syafi’i.

Di zaman Imam Nawawi, dunia Islam sedang mengalami masa kejayaan di bidang ilmu. Imam Nawawi, adalah ulama haus ilmu. Hidupnya bahkan, konon dikatakan, hanya untuk ilmu. Di antara kelebihan Imam Nawawi adalah, kepakaran dalam fikih dan hadis, diakui oleh para guru-guru besar pada zamannya dan sesudahnya.

Nama lengkapnya adalah Yahya bin Syaraf bin Murry bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam al-Nawawi. Dilahirkan di daerah bernama Nawa. Sebuah wilayah Hauran, Damaskus pada bulan Muharram tahun 631 H. Ayahnya adalah seorang Syeikh di Hauran. Murid Imam Nawawi, Ibn al-‘Attar menceritakan bahwa ayahnya adalah seorang zuhud, wara’, wali Allah.

Di masa Imam Nawawi hidup, dunia Islam mengalami peristiwa-peristiwa besar. Kota Baghdad diserang oleh bangsa Tar-Tar. Umat Islam pada zamannya mengalami pasang-surut, terutama karena sibuk dalam menghadapi perang Salib. Imam Nawawi mengalami masa dimana umat Islam berhasil mengembalikan kejayaan di bawah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi.

Meskipun umat Islam sedang mengalami masa cobaan besar, di zaman Imam Nawawi, di beberapa wilayah Islam tumbuh para ulama-ulama besar yang terkenal. Seperti Ibnu Sholah, Imam al-Rofi’i,  Ibn al-‘Adim, Ibnu Khallikan dan Ibnu ‘Arabi.

Imam Nawawi belajar pertama kali di kota Nawa di bawah asuhan ayahnya. Sebelum usia baligh ia sudah menghafal al-Qur’an. Ketia ia berumur 10 tahun, saat ia sedang menghafal al-Qur’an, seorang ulama besar Damaskus, Syaikh Yasin bin Yusuf al-Maraksyi datang ke rumahnya. Sang Syaikh berkata; “Anak ini semoga menjadi seorang yang paling alim dan zuhud di zamannya serta orang-orang akan mengambil manfaat ilmu darinya”.

Di usia tersebut hari-hari Imam Nawawi dihabiskan dengan membaca dan menghafal al-Qur’an. Diceritakan oleh seorang muridnya, bahwa Nawawi kecil dijauhi oleh teman-teman sebayanya, karena tidak mau bermain-main, hanya sibuk membaca al-Qur’an. Ia tidak suka bermain, seperti anak-anak lainnya. Ia lebih menyukai menghafal al-Qur’an.

Menginjak usia 18 tahun, Imam Nawawi diajak pindah oleh Ayahnya ke Damaskus, disebabkan kota Nawa tidak kondusif lagi untuk memperdalam ilmu. Damaskus pada masa itu dipenuhi para ulama dan menjadi tujuan para penuntut ilmu yang datang dari berbagai penjuru Negara-negara Islam.

Di kota Damaskus dia bertemu dengan Imam Masjid al-Umawiy, Syeikh Jamaluddin Abdul Kafi bin Abdul Malik al-Dimasyqi. Imam Nawawi diberi petunjuk oleh Syeikh Abdul Kafi untuk belajar di halaqah Mufti Syam, Syeikh Tajuddin Abdurrahman bin Ibrahim bin Dhiya al-Fazariy yang terkenal dengan Syeikh Farkah. Dialah guru pertama Imam Nawawi. Bersama Syeikh Farkah ia belajar beberapa tahun. Atas petunjuk Syeikh Farkah ia tinggal di madrasah Rawahiyyah, yaitu madrasah yang bersebelahan dengan Masjid Umawi.

Pada tahun pertama belajar di Damaskus beliau menghafalkan kitab At-Tanbih, kitab fiqih madzhab Syafi’i karya Imam Abu Ishaq Asy-Syairozi dalam waktu 4 setengah bulan, beliau menyetorkan hafalan kitab Tanbih ini pada Qodhil Qudhot Taqiyyuddin Abu Abdillah Muhammad Bin Al-Husain bin Rozin As-Syafi’i yang biasa disebut Syekh Ibnu Rozin. Lalu beliau menghabiskan tahun pertama dengan menghafalkan seperempat awal kitab Al-Muhadzdzab yang juga karya Imam Syairozi.

Dikisahkan, di madrasah Rawahiyah Damaskus, Imam Nawawi selama dua tahun tidak bisa tidur normal, seperti layaknya manusia kebanyakan. Imam al-Dzahabi menceritakan ketekunan Imam Nawawi dalam belajar, bahwa siang dan malam dihabiskan untuk belajar. Tidak tidur kecuali memang mengantuk berat. Waktunya difokuskan untuk membaca, menulis kitab, muta’lah dan mengunjungi para Syaikh.

Pada masa awal belajar itu, Imam Nawawi sangat ketat mengatur jadwal mempelajari pelajaran di madrasah. Setiap harinya ia membaca dua belas pelajaran dihadapan para masyayikh Damaskus. Pelajaran yang ia baca misalnya, kitab al-Wasith, al-Muhadzdzab,  al-Jami’ baina al-Shahihain, Shahih Muslim, al-Luma’, Ishlahu al-Mantiq, al-Muntakhob, kitab tashrif, kitab Asma’ Rijal, dan kitab Tauhid.

Seperti kebiasaan para ulama dahulu, Imam Nawawi mencari banyak guru untuk beberapa bidang ilmu. Imam Nawawi belajar kepada sejumlah Syaikh yang pakar di bidangnya. Ia tidak hanya belajar pada satu dua guru, tapi tercatat ia belajar kepada duapuluh tiga Syaikh. Di antaranya yang utama adalah; guru bidang fikih: Syaikh al-Farkah, Syeikh Abdurrahman bin Nuh al-Maqdisi al-Dimasyqi (mufti Damaskus), di bidang ilmu hadis: Syaikh Ibrahim bin Isa al-Andalusi, Syaikh Abu Ishaq al-Wasithy, Syeikh Zainuddin Abul Baqa’ al-Nablusi, Syeikh Abdul Aziz bin Muhammad al-Anshari al-Syafi’i, Syeikh Zainuddin Abul Abbas bin Abdul Da’im al-Maqdisi,  guru di bidang Ilmu Ushul: Syaikh Abul Fath Umar bin Bandar bin Umar al-Taflisi al-Syafi’i, di bidang Ilmu Nahwu : Syaikh Ahmad bin Salim al-Mishri, Syeikh al-Fakhr al-Maliki dan lain-lain.

Di samping menguasai berbagai ilmu, ilmu yang paling menonjol dikuasai adalah Fikih dan Hadis. Ia menjadi seorang Imam di bidang hadis. Sehingga, di kalangan ulama’ ia dikenal Muhaddis dan Faqih. Ia menguasai madzhab-madzhab para sahabat dan tabi’in beserta ikhtilaf (perbedaan) di antara mereka. Kitab fikihnya yang terkenal adalah Majmu’ syarah kitab Muhadzdzab. Imam Ibn Kastir mengatakan: “Imam Nawawi adalah seorang guru besar madzhab Syafi’i, pembesar ulama’ fikih pada zamannya”. Di bidang hadis ia mensyarah kitab Shahih Muslim dan Shahih Bukhari. Di bidang hadis ia mendapat gelar al-Hafidz. Ilmu Hadis termasuk menjadi perhatian penting Imam Nawawi. Dalam Syarh Muslim ia mengatakan bahwa termasuk ilmu yang paling penting adalah ilmu mengetahui hakikat hadis, matan hadis, mempelajari  status shahih, hasan dan dhaifnya hadis dan hal-hal lain terkait dengan ilmu hadis.

Ketinggian ilmunya diakui ulama-ulama kenamaan. Imam Al-Dzahabi berkata: “Beliau adalah profil manusia yang berpola hidup sangat sederhana dan anti kemewahan. Beliau adalah sosok manusia yang bertaqwa, qana’ah, wara, memiliki muraqabatullah (rasa selalu diawasi oleh Allah) baik di saat sepi maupun ramai. Beliau tidak menyukai kesenangan pribadi seperti berpa-kaian indah, makan-minum lezat, dan tampil mentereng. Makanan beliau adalah roti dengan lauk seadanya. Pakaian beliau adalah pakaian yang seadanya, dan hamparan beliau hanyalah kulit yang disamak”. Diceritkan, Imam Nawawi enggan diberi gelar Muhyiddin, karena tawaddu’nya ia kepada Allah.

Beliau selalu berusaha untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar sekalipun terhadap penguasa. Beliau sering berkirim surat kepada mereka yang berisi nasihat agar berlaku adil dalam mengemban kekuasaan, menghapus cukai, dan mengembalikan hak kepada ahlinya. Abu al-Abbas bin Faraj berkata: “Ia telah berhasil meraih 3 tingkatan yang mana 1 tingkatannya saja jika orang biasa berusaha untuk meraihnya, tentu akan merasa sulit. Tingkatan pertama adalah ilmu (yang dalam dan luas).Tingkatan kedua adalah zuhud (yang sangat). Tingkatan ketiga adalah keberanian dan kepiawaiannya dalam beramar ma’ruf nahi munkar”.

Imam Nawai telah berhasil menulis karya 47 kitab. Ia sebenarnya menulis karya judul lebih dari 47, namun belum sempat terselesaikan sampai beliau wafat pada usia 46 tahun. Karya kitabnya adalah; Syarh Shahih Muslim, al-Raudhah, Minhaju al-Thalibin, al-Adzkar al-Muntakhabah min Kalam Sayyidi al-Abrar, al-Tibyan fi Adabi Hamlati al-Qur’an, al-Tahrir fi Alfadzi al-Tanbih, al-‘Umdah fi Tashihi al-Tanbih, al-Idhah fi al-Manasik, al-Irsyad, al-Arba’in al-Nawawiyah, Bustan al-‘Arifin, Manaqib al-Syafi’i, Mukhtashar Asadul Ghobah, al-Fatawa al-Musammah bi al-Mas’il al-Mantsurah, Adabul Mufti wa al-Mustafti, Masail Takhmis al-Ghonaim, Mukhtashor al-Tadzhib, Daqoiq al-Raudah, Tuhfah Tullabul Fadhail, al-Tarkhish fi al-Ikhram wa al-Qiyam, Mukhtashar Adab al-Istisqa wa Ru’usil Masail, Manarul Huda, al-Maqashid, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Tahdzib al-Asma wa al-Lughat, Syarh al-Wasith, Syarhul Bukhari, Syarh Abi Dawud, al-Imla’ ala Hadits al-A’mal binniyat, Kitabul Amaliy, al-Khulashoh fi Ahadisil Ahkam, Thabaqatul Fuqoha’, al-Tahqiq, Tuhfatul Thalib al-Nabih, Jami’ al-Sunnah, Muhimmatul Ahkam, al-Ushul wa al-Dhawabith, al-Isyarat,Tuhfatul Walid wa Raghbatul Ro’I, Khulasotul Ahkam fi Muhimmatis Sunan wa Qawaidul Islam, Ruhul Masa’il fi al-Furu’, ‘Uyunul Masa’il al-Muhimmah, Ghaitsu al-Naf’ fi Qiraati al-Sab’, al-Mubham min Hurufil Mu’jam, Mir’atuz Zaman fi Tarikhil al-‘A’yan.

Imam Nawawi wafat pada 24 Rajab tahun 676 pada usia 46. Beliau belum sempat menikah. Ketika kabar wafatnya beliau tersiar sampai ke Damaskus, seolah seantero Damaskus dan sekitarnya menangisi kepergian beliau. Kaum muslimin benar-benar merasa kehilangan beliau. Penguasa di saat itu, ’Izzuddin Muhammad bin Sha’igh bersama para jajarannya datang ke makam Imam Nawawi di Nawa untuk menshalatkannya.

Dalam kitabnya Syarh al-Muhadzdzab beliau menulis pesan bahwa keutamaan ilmu itu untuk para penuntut ilmu yang mencarinya karena ridha Allah. Hukumnya tercela (madzmum) menuntut ilmu dengan tujuan duniawi, mencari kedudukan, pangkat, kehormatan, atau menginginkan popularitas.

Nabi Teladan

AYAT Al-Quran yang menegaskan keteladanan Rasulullah Saw, QS Al-Ahzab:21, dipastikan banyak disampaikan oleh para penceramah, khususnya pada bulan Rabiul Awal (Mulud) yang kita kenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi). Terjemahan ayatnya:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab:21).

Sayangnya, para penceramah umumnya hanya membacakan ayatnya, terjemahannya, dan menyampaikan bahwa Rasulullah Saw adalah "uswah hasanah", teladan yang baik. Jarang yang membahas ayat ini secara lebih jelas maksud dan asbabun nuzulnya. Karena itu, mari kita simak paparan sejumlah mufasir tentang QS. Al-Ahzab:21 ini.

Ayat ini turun semasa Perang Ahzab atau Perang Khandaq. Perang Ahzab (غزوةالاحزاب) atau Perang Khandaq (غزوةالخندق), menurut buku-buku sejarah Islam, terjadi bulan Syawal tahun 5 Hijrah/627 Masihi. Dinamakan Perang Ahzab karena dalam perang ini kaum musyrik/kafir bersekutu (ahzab) dengan kaum Yahudi untuk menyerang kaum Muslimin di Madinah.

Tafsir Ibnu Katsir

Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini adalah dasar yang paling utama dalam perintah meneladani Rasulullah Saw, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keadaannya. Oleh karena itu, Allah Ta'ala menyuruh manusia untuk meneladani Rasulallah Saw dalam hal kesabaran, keteguhan, ribath (terikat dengan tugas, komitmen), dan kesungguh-sungguhannya.

Ayat ini turun semasa Perang Ahzab ketika ada anggota pasukan Islam yang yang takut, goncang, dan hilang keberaniannya pada perang Ahzab. Allah menyuruh orang demikian meneladani Nabi Saw dalam kesabaran dan keteguhan membela agama Allah.

Untuk itu, Allah Ta’ala berfirman kepada orang-orang yang tergoncang jiwanya, gelisah, gusar dan bimbang dalam perkara mereka pada hari Ahzaab, laqad kaana lakum fii rasuulillaaHi uswatun hasanatun (“Sesungguhnya telah ada pada [diri] Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.”) yaitu, mengapa kalian tidak mencontoh dan mensuritauladani sifat-sifatnya? Untuk itu Allah berfirman: liman kaana yarjullaaHa wal yaumal aakhira wa dzakarallaaHa katsiiraa (“[yaitu] bagi orang-orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”)

Intinya, umat Islam harus meneladani Rasul termasuk dalam keadaan takut atau menghadapi ujian. Ayat di atas terkait dengan QS. Al-Baqarah:214. Ibnu ‘Abbas berkata: “Yang dimaksud adalah firman Allah dalam Surah al-Baqarah:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (al-Baqarah: 214). Yaitu, inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan yang membawa pertolongan yang amat dekat.”

Tafsir Jalalain:

Pada ayat ini Allah SWT memperingatkan orang-orang munafik. bahwa sebenarnya mereka dapat memperoleh teladan yang baik dari Nabi Saw. Rasulullah Saw adalah seorang yang kuat imannya, berani, sabar, tabah menghadapi segala macam cobaan, percaya dengan sepenuhnya kepada segala ketentuan-ketentuan Allah dan beliaupun mempunyai akhlak yang mulia.

Jika mereka bercita-cita ingin menjadi manusia yang baik, berbahagia hidup di dunia dan di akhirat, tentulah mereka akan mencontoh dan mengikuti Nabi. Tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka menunjukkan bahwa mereka tidak mengharapkan keridaan Allah dan segala macam bentuk kebahagiaan hakiki itu.

Tafsir Al-Azhar (HAMKA):

Dalam Perang Ahzab (Khandaq), kondisinya mencekam. Banyak kaum muslim yang merasa gentar karena besarnya kekuatan musuh.

Ummu Salmah (moga-moga ridha Allah terhadapnya), isteri Rasulullah saw. yang telah banyak pengalamannya sebagai isteri dari Rasulullah saw., yang turut menyaksikan beberapa peperangan yang dihadapi Rasulullah pernah mengatakan tentang hebatnya keadaan Kaum Muslimin ketika peperangan Khandaq itu.

Beliau berkata: "Aku telah menyaksikan di samping Rasulullah saw. beberapa pepe­rangan yang hebat dan ngeri, peperangan di Almuraisiya', Khaibar dan kami pun telah menyaksikan pertemuan dengan musuh di Hudaibiyah, dan saya pun turut ketika menaklukkan Mekkah dan peperangan di Hunain. Tidak ada pada semua peperangan yang saya turut menyaksikan itu yang lebih membuat lelah Rasulullah dan lebih membuat kami-kami jadi takut, melebihi peperangan Khandaq.

Karena kaum Muslimin benar-benar terdesak dan terkepung pada waktu itu, sedang Bani Quraizhah (Yahudi) tidak lagi dipercaya karena sudah belot, sampai Madinah dikawal sejak siang sampai waktu Subuh, sampai kami dengar takbir kaum Muslimin untuk melawan rasa takut mereka. Yang melepaskan kami dari bahaya ialah karena musuh-musuh itu telah diusir sendiri oleh Allah dari tempatnya mengepung itu dengan rasa sangat kesal dan sakit hati, karena maksud mereka tidak tercapai". Demikian riwayat Ummu Salmah.

Namun, di dalam saat-saat yang sangat mendebarkan hati itu, contoh teladan yang patut ditiru, tidak ada lain, melainkan Rasulullah Saw sendiri: "Sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rasulullah itu teladan yang baik".

Memang ada orang yang bergoncang fikirannya, berpenyakit jiwanya, pengecut, munafiq, tidak berani bertanggung jawab, berse­dia-sedia hendak lari jadi Badwi kembali ke dusun-dusun, tenggelam dalam ketakutan melihat dari jauh betapa besar jumlah musuh yang akan menyerbu.

Tetapi masih ada lagi orang-orang yang mempunyai pendirian tetap, yang tidak putus harapan, tidak kehilangan akal. Sebab mereka melihat sikap dan tingkah laku pemimpin besar mereka sendiri, Rasulullah Saw.

Mulai saja beliau menerima berita tentang maksud musuh yang besar bilangannya itu, beliau terus bersiap mencari akal buat bertahan mati-matian, jangan sampai musuh sebanyak itu menyerbu ke dalam kota. Karena jika maksud mereka menyerbu Madinah berhasil , hancurlah Islam dalam kandangnya sendiri.

Dia dengar nasehat dari Salman Al-Farisiy agar di tempat yang musuh bisa menerobos di dalam khandaq, atau parit pertahanan. Nasehat Salman itu segera beliau laksanakan. Beliau sendiri yang memimpin menggali parit bersama ­sama dengan shahabat-shahabat yang banyak itu.

Untuk menimbulkan kegembiraan bekerja siang dan malam menggali tanah, menghancurkan batu-batu yang membelintang, beliau turut memikul tanah galian dengan bahunya yang semampai.

Ketika tiba giliran perlu memikul, beliau pun turut memikul, sehingga tanah ­tanah dan pasir telah mengalir bersama keringat beliau di atas rambut beliau yang tebal. Semuanya itu dikerjakan oleh shahabat-shahabatnya dengan gembira dan bersemangat, sebab beliau sendiri kelihatan gembira dan bersemangat.

Sehingga bekerja, bergotong-royong, menggali tanah, menyekap pasir, memukul batu sambil beryanyi gembira, dengan syair-syair gembira gubahan 'Abdullah bin Ruwahah, dengan bahar rajaz yang mudah dinyanyikan.

"Demi Allah, kalau bukan kehendak Allah, tidaklah kami dapat petunjuk;

Tidaklah kami berzakat, tidaklah kami sembahyang."

"Maka turunkanlah ketenteraman hati kepada kami,

Dan teguhkanlah kaki kami jika kami bertemu musuh. "

"Sesungguhnya mereka itu telah kejam kepada kami,

Kalau mereka mau berbuat ribut, kami tak mau. "

Syair-syair dalam timbangan bahar rajaz ini mudah dilagukan bersama-sama dengan gembira. Maka sambil mengangkat tanah, memikul batu, memecah batu besar dengan linggis, mereka nyanyikan bahar Rajaz gubahan 'Abdullah bin Ruwahah itu bersamar sama.

Rasulullah Saw pun turut mengangkat suara beliau dengan gembira , sehingga semua pun senang , lupa bagaimana beratnya pekerjaan dan bagaimana besarnya musuh yang dihadapi.

Maka janganlah kita samakan Rasulullah saw. yang memimpin penggalian parit khandaq itu dengan beliau-beliau orang-orang besar di zaman kini ketika meletakkan batu pertama hendak mendirikan gedung baru, atau menggunting pita ketika sebuah kantor akan dibuka, atau sembahyang ke masjid dengan upacara.

Beliau Rasulullah Saw betul-betul memimpin. Al-Barra' bin Al-'Azib berkata: "Tanah yang beliau angkat pun jatuh ke atas perut beliau dan lekat pada bulu dada dan perut. Karena bulu dada beliau tebal".

Setelah dikaji peperangan Khandaq ini secara ilmiyah, sebagai yang dilakukan oteh Jenderal Pensiun 'Abdullah Syist Khaththaab di Iraq, memang amat besar bahaya yang mengancam dalam Perang Khandaq itu.

Hari di musim dingin, persediaan makanan di Madinah berkurang-kurang. Kalau terbayang saja agak sedikit rasa kecemasan di wajah beliau, pastilah semangat para pejuang akan meluntur. Namun beliau bersikap seakan-akan bahaya itu kecil saja dan dapat diatasi dengan kegembiraan dan kesungguhan bekerja.

Disiplin keras tetapi penuh kasih sayang, meneladan shifat Allah 'Aziz yang disertai Hakiim. Perkasa disertai Bijaksana.

Dalam peperangan Khandaq itu semua bekerja keras siang malam. Mulanya bekerja menggali parit, sesudah itu berjaga siang dan malam. Besar dan kecil, tua dan muda. Kanak-kanak dan perempuan perempuan dipelihara dalam benteng (Athaam) dan dikawal.

Zaid bin Tsabit, yang kemudian terkenal sebagai salah seorang yang dititahkan oleh Khalifah Rasulillah Abubakar Shiddiq mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu mush-haf dan masih sangat muda, turut pula bekerja keras, menggali tanah, memikul pasir, dan memecahkan batu. Rasulullah pernah mengatakan: "Adapun dia itu sesungguhnya adalah anak baik!"

Rupanya oleh karena sangat lelah bekerja dan berjaga, dan hari sangat dingin, dia masuk ke dalam parit itu sampai di sana dia tertidur dan senjatanya terlepas dari tangannya.

Datang seorang pemuda lain bernama 'Ammarah bin Hazem, diambilnya senjata yang telah terjatuh itu dan disimpannya. Setelah dia terbangun dari tidurnya dilihatnya senjatanya tak ada lagi. Dia pucat terkejut dan cemas.

Maka tibalah Rasulullah di tempat itu. Setelah beliau lihat Zaid baru terbangun dari tidurnya, berkatalah beliau: "Hai Abaa Ruqaad! (Hai Pak Penidur), engkau tertidur dan senjatamu terbang!"

Tetapi wajah beliau tidak membayangkan marah sedikit juga, sehingga Zaid bertambah takut disertai malu.

Lalu beliau melihat keliling dan berkata pula: "Siapa yang menolong menyimpan senjatanya?"

'Ammarah menjawab: "Saya yang menyimpannya, ya Rasul Allah!"

Lalu beliau suruh segera kembalikan senjata Zaid dan beliau bernase­hat pula kepada 'Ammarah didengar oleh yang lain: "Saya dibuat seorang Muslim jadi cemas dengan menyembunyikan senjatanya sebagai senda gurau".

Suasana memimpin yang seperti itu adalah teladan yang baik kepada Panglima Perang yang menyerahkan tentaranya ke medan pertempuran. Beliau tahu benar bahwa Zaid itu anak baik. Tertidur karena sudah sangat lelah, bukanlah hal yang dapat dilawannya. Sambil bergurau saja beliau menegur, namun kesannya kepada Zaid besar sekali .

Kelihatan lagi sikap beliau yang patut dicontoh. Yaitu seketika Huzaifah telah selesai dari tugas berat dalam malam kelam picik dan sangat dingin diperintah menyelidiki keadaan musuh, sampai Huzaifah telah dekat kepada Abu Sufyan sendiri, sebagai yang telah diterangkan terlebih dahulu.

Huzaifah pulang dari tugas berat itu dalam keadaan malam sangat dingin dan angin sangat keras. Huzaifah menceriterakan bahwa seketika Huzaifah datang didapatinya beliau saw. tengah sembahyang.

Untuk menangkis dingin yang sangat itu, Rasulullah sembahyang berselimut dengan selimut tebal salah seorang isteri beliau.

Huzaifah datang beliau tahu. Tetapi oleh karena sembahyang beliau masih panjang dan belum selesai, ditariknya Huzaifah ke dekatnya, lalu dise­limutkannya kepada Huzaifah ujung selimut yang beliau pakai sembahyang itu, sehingga Huzaifah terpelihara dari pukulan angin dan dingin.

Sembahyang beliau teruskan, dan di belakang beliau, Huzaifah mengekor menutupi dan memanaskan badannya dengan ujung selimut yang dipakai Nabi sedang sembahyang itu. Setelah selesai barulah dia menoleh kepada Huzaifah meminta berita. Setelah mendengar berita Huzaifah, maka disampaikannyalah khabar gembira kepada Huzaifah bahwa tentara yang menyerbu itu dengan persekutuannya akan gagal.

Dan besoknya setelah matahari naik, mereka melihat ke sebelah timur, jelaslah bahwa tentara besar itu telah pergi dan yang tinggal hanya bekas-bekas dari tentara yang gagal

Maka bersyukurlah Rasulullah saw. kepada Tuhan lalu membaca:

"Tidak ada tuhan, melainkan Allah, yang berdiri sendiri-Nya. Benar janji-Nya, Dia tolong hamba-Nya, Dia muliakan tentara­Nya, dan Dia kalahkan sekutu-sekutu dengan sendiri-Nya. Make tidaklah ada sesuatu jua sesudah-Nya. "

Keteguhan sikap RasuIuIIah saw. itu pun adalah salah satu sebab yang utama maka kemenangan bisa dicapai.

Lanjutan ayat ialah: "Bagi barang siapa yang mengharapkan Allah dan hari Kemudian".

Yaitu sesudah di pangkaI ayat dikatakan bahwa pada diri Rasulullah itu sendiri ada hal yang akan dapat dijadikan contoh teladan bagi kamu. Yaitu bagi kamu yang beriman. Semata ­mata menyebut iman saja tidaklah cukup.

Iman mesti disertai pengharapan, yaitu bahwa inti dari iman itu sendiri. Inti Iman ialah harapan. Harapan akan Ridha Allah dan harapan akan kebahagiaan di hari akhirat.

Kalau tidak ingat akan yang dua itu, atau kalau hidup tidak mempunyai harapan, Iman tidak ada artinya. Maka untuk mernelihara Iman dan Harapan hendaklah banyak mengingat Allah. Sebab itu maka di ujung ayat dikatakan: "Dan yang banyak ingat kepada Allah".

Ini diperingatkan di akhir ayat. Sebab barang yang mudah mengatakan mengikut teladan Rasul dan barang yang mudah mengata­kan beriman. Tetapi adalah meminta latihan bathin yang dalam sekali untuk dapat menjalankannya.

Seumpama orang yang mengambil alasan menuruti Sunnah Rasul yang membolehkan orang beristeri lebih dari satu sampai berempat, tetapi jarang orang yang mengikuti ujung ayat, yaitu meneladan Rasul di dalam berlaku adil kepada isteri­ isteri. Atau umumnya orang yang mengakui ummat Muhammad tetapi tidak mau mengerjakan peraturan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw.

Maka bertambah besar harapan kita kepada Tuhan dan keyakinan kita akan Hari Kemudian dan bertambah banyak kita mengingat dan menyebut Allah bertambah ringanlah bagi kita meneladan Rasul Saw. Wallahu a'lam.

Mengkomunikasikan

Peserta didik mengkomunikasikan atau menginformasikan hasil konseptualisasi kepada orang lain atau siswa dan teman sebaya /sekelas dan sebagainya dalam bentuk lisan, tulisan, diagram,bagan,gambar atau media lainya., dapat juga dalam bentuk presentasi dan paparan didepan kelas atau dalam format diskusi diskusi tentang Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Makah

Mengasosiasi

Peserta didik mengasosiasi dengan menganalisis data untuk membuat kategori dan menentukan hubungan data atau kategori, menyimpulkan dari analisis data dari data yang masih acak, data yang sudah terstruktur, sampai data lengkap dan dapat disusun struktur yang jelas berkenaan dengan meneladaini sejarah perjuangan Rasulullah di Makah.

Mengeksplorasi

Peserta didik diberikan tugas untuk mengumpulkan data data yang berhubungan dengan sejarah perjuangan Rasulullah SAW di Makah  dapat berupa naskah sejarah, dokumen gambar atau foto, film atau video tentang kerosulan nabi Muhammad SAW.

Menanya

Peserta didik menanya / mengkritisi dari yang faktual sampai yang hipotesis ( hingga menjadi kebiasaan )

Siswa Mengamati

1. Peserta didik mengamati, melihat, mendengar,  tayangan video tentang         sejarah perkembangan Islam di Makah
2. Peserta didik membaca naskah, teks, tentang meneladani perjuangan             Rasulullah saw di Makah
3. Peserta didik melihat tayangan video dokumenter tempat tempat                   bersejarahmengenai perkembangan Islam di Makah

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

A.     Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran tersebut tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, tetapi proses pembelajaran dipandang sangat penting. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya, mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
1.    Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2.    Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diksusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri termsuk dengan menggunakan bahasa daerah..
3.   Kegiatan mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan berkomunikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui membaca sumber lain selain buku teks, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar sesuai dengan katrateristik KD. 
4.    Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja, diskusi atau praktik.
5.    Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, grafik, atau perilaku. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.
Sesuai dengan karakteristik Pendidikan Agama dan Budi Pekerti bahwa Pendidikan Agama dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga Pendidikan Agama dan Budi Pekerti merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur.
Pendekatan pembelajaran saintifik dalam Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dapat dilakukan sebagai berikut;
1.    Kegiatan mengamati dilakukan dengan memaksimalkan panca indra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Pengamatan dilakukan terhadap materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa dalam bentuk teks ayat, gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.
      Contoh:
a.   Peserta didik menyimak bacaan, membaca, mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), danmencermati kandungan  Q.S. Al-Anfal ayat 72.
b.   Siswa mencermati manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs) melalui tayangan video
2.      Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Contoh:
a.    Siswa menanyakan tentang cara membaca Q.S. Al-Anfal ayat 72.
b.    Siswa mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid, asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. Al-  Anfal ayat 72.
3.      Mengumpulkan Informasi
Dalam pembelajaran  Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, kegiatan mengumpulkan informasi dapat dilakukan dengan cara:
a.  Mendiskusikan cara membaca  Q.S. Al-Anfal (8): 72 sesuai dengan hukum  bacaan tajwid.
b.   Menterjemahkan Q.S. Al-Anfal (8): 72 serta hadits terkait;
c.    Menganalisis asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72 serta hadits terkait
4.      Mengasosiasi
Dalam kegiatan mengasosiasi siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya tentang informasi yang mereka peroleh masing masing untuk menemukan kesamaan pengertian dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran  Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, kegiatan mengasosiasi dapat dilakukan melalui:
§   Siswa membuat kesimpulan dari kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72  serta hadits terkait
5.      Mengomunikasikan
Dalam pembelajaran  Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan dengan cara:
§   menyampaikan hasil diskusi tentang  Q.S. Al-Anfal (8): 72 serta hadits terkait secara individu maupun kelompok








Selasa, 26 Agustus 2014

PENTINGNYA MEMAHAMI SEJARAH NABI


Pentingnya memahami sejarah nabi
Salah satu keharusan sebagai manusia adalah mempelajari sejarah, baik yang terkait dengan pribadi seseorang, kelompok masyarakat maupun bangsa dan peradaban manusia itu sendiri. Mempelajari sejarah ini punya arti penting bagi kita, karena dengan demikian kita tidak hanya menjadi tahu tentang perjalanan hidup manusia, tetapi juga dapat mengambil pelajaran dari orang lain atau generasi terdahulu sehingga yang baik kita tiru dan yang buruk kita jauhi. Disamping itu, orang yang memiliki kesadaran sejarah akan menperoleh pengaruh yang positif dalam menyikapi kenikmatan/keberhasilan dan kesengsaraan/penderitaan. Orang yang memiliki kesadaran sejarah tidak akan merasa paling baik, paling benar, apalagi sebagai satu-satunya orang yang benar, karena dia tahu bahwa dahulu juga ada orang yang lebih baik atau lebih benar dari dirinya, sedang kalau mengalami hal-hal yang merugikan atau yang tidak baik atau lebih benar dari dirinya, sedang kalau mengalami hal-hal yang merugikan atau yang tidak menyenangkan tidak akan merasa sebagai orang yang paling menderita.
Salah satu contoh orang yang memiliki kesadaran sejarah adalah nabi Ismail as yang tidak merasa sebagai orang yang paling sabar atau satu-satunya orang yang sabar dengan keberhasilanya melewati ujian penyembelihan yang dilakukan ayahnya nabi Ibrahim as, tapi yang dikatakannya adalah insya Allah dirinya termaduk kedalam kelompok orang yang sabar karena dia tahu bahwa dahulu sudah ada orang yang sabar, Allah befirman :
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama ibrahim, ibrahim berkata : "hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah, apa pendapatmu?. Ia menjawab : "hai bapakku, kerjakanlah apa yang Allah perintah kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (QS. 37:102)
Karena mempelajari sejarah itu amat penting, maka AlQur'an juga mengungkap tentang sejarah dan Rasulullah SAW harus memiliki kesadaran bersejarah agar bisa meneladani yang baik dari generasi terdahulu sehingga Rasulullah juga harus mempelajarinya, misalnya saja Allah swt berfirman : 
"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia" (QS.60:4)
Manfaat memahami sejarah
Dalam konteks diri kita sebagai umat nabi Muhammad SAW, maka setiap kita tentu saja harus mengenal ini bukanlah sekedar mempelajarinya secara kronologis dari sebelum lahir hingga wafatnya, tetapi juga harus mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi, inilah hakikatnya menahami sejarah nabi (sirah nabawiyah). Sekurang-kurangnya, ada tiga manfaat yang kita peroleh dari menahami sejarah nabi.
1. Memahami pribadi rasul sebagai teladan
Allah swt telah menyatakan bahwa rasulullah saw merupakan sebagai teladan yang baik bagi seorang muslim sebagaimana firman-Nya :
"Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik (yaitu) bagi oran yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS. 33:21)
Dengan memahami pribadi rasulullah saw dari sirah nabawiyah, akan kita rasakan betapa ada kesenjangan yang sangat jauh antara pribadi kita dengan beliau, dan karena itu kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendekati kepribadianya yang agung. Keteladanan ini bisa kita dapatkan dalam aspek kehidupan, baik dalam kaitan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun bangsa, bahkan kita dapati keteladanan dalam dakwah dan perjuangan menegakkan kebenaran ajaran islam itu sendiri.
2. Menbantu kearah pemahaman terhadap Al Qur'an
Mempelajari sirah nabawiyah juga akan membuat kita terbantu dalam memahami Al Qur'an dan ajaran islam secara utuh, hal ini karena begitu banyak ayat Al Quran atau ajaran islam lainya yang harus kita pahami dari ucapan, perbuatan dari sikap rasulullah saw.  Karena itu salah satu sumber pemahaman terhadap ajaran islam adalah hadits-hadits nabi Muhammad SAW.
3. Mendapatkan gambar tentang prinsip hidup dan hukum islam
Dari sirah nabawiyah, kira juga akan mendapatkan prinsip-prinsip hidup dan bagaimana kita harus menjalankan hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah. Dalam kehidupan seorang muslim,  diantara prinsip hidup yang harus lekat pada dirinya adalah taat kepada Allah. Karena itu meskipun hukum Allah yang harus dijalankan itu terasa berat, tetap saja harus dijalankan itu terasa berat, tetap saja harus ditaati. Inilah diantara prinsip hidup yang kita mempelajari sirah nabawiyah.
Menyadari betapa pentingnya memahami sirah nabawiyah, maka kaji dan pelajari lebih lanjut melalui sumbernya yaitu Al Quran yang merupakan gambaran akhlak nabi dan hadist-hadist yang merupakan gambaran kehidupan nabi sehari-hari, membaca literatur tentang kisah-kisah para sahabat, karena mereka adalah orang yang meneladani nabi pada masanya dan mengkaji secara langsung