A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran tersebut tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, tetapi proses pembelajaran dipandang sangat penting. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya, mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diksusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri termsuk dengan menggunakan bahasa daerah..
3. Kegiatan mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan berkomunikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui membaca sumber lain selain buku teks, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar sesuai dengan katrateristik KD.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja, diskusi atau praktik.
5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, grafik, atau perilaku. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.
Sesuai dengan karakteristik Pendidikan Agama dan Budi Pekerti bahwa Pendidikan Agama dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga Pendidikan Agama dan Budi Pekerti merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur.
Pendekatan pembelajaran saintifik dalam Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dapat dilakukan sebagai berikut;
1. Kegiatan mengamati dilakukan dengan memaksimalkan panca indra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Pengamatan dilakukan terhadap materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa dalam bentuk teks ayat, gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.
Contoh:
a. Peserta didik menyimak bacaan, membaca, mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), danmencermati kandungan Q.S. Al-Anfal ayat 72.
b. Siswa mencermati manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs) melalui tayangan video
2. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Contoh:
a. Siswa menanyakan tentang cara membaca Q.S. Al-Anfal ayat 72.
b. Siswa mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid, asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. Al- Anfal ayat 72.
3. Mengumpulkan Informasi
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, kegiatan mengumpulkan informasi dapat dilakukan dengan cara:
a. Mendiskusikan cara membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72 sesuai dengan hukum bacaan tajwid.
b. Menterjemahkan Q.S. Al-Anfal (8): 72 serta hadits terkait;
c. Menganalisis asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72 serta hadits terkait
4. Mengasosiasi
Dalam kegiatan mengasosiasi siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya tentang informasi yang mereka peroleh masing masing untuk menemukan kesamaan pengertian dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, kegiatan mengasosiasi dapat dilakukan melalui:
§ Siswa membuat kesimpulan dari kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72 serta hadits terkait
5. Mengomunikasikan
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan dengan cara:
§ menyampaikan hasil diskusi tentang Q.S. Al-Anfal (8): 72 serta hadits terkait secara individu maupun kelompok
Tidak ada komentar :
Posting Komentar